PERCOBAAN
LILIN
A. PENDAHULUAN
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui proses apa
saja yang terjadi ketika lillin di bakar, reaksi yang terjadi dan perubahan apa
saja yang terjadi serta hukum apa yang berlaku dalam percobaan ini.
1. DEFINISI LILIN
Lilin adalah sumber penerangan yang terdiri dari sumbu yang diselimuti oleh bahan bakar padat. Sebelum abad ke-19, bahan bakar yang digunakan biasanya adalah lemak sapi . Sekarang yang biasanya digunakan adalah parafin.
Kita
ketahui lilin merupakan sumber penerangan yang terdiri dari sumbu
yang diselimuti oleh bahan bakar padat. Namun, tahukah kita apa yang
terkandung pada lilin tersebut,serta proses apa yang menyertainya hingga
bagaimana reaksinya dan
apakah ada reaksi kimia yang menyertai reaksi tersebut. Sedangkan diketahui parafin adalah nama umum untuk hidrokarbon alkana dengan formula CnH2n+2. Molekul parafin paling simpel adalah metana, CH4, sebuah gas dalam
temperatur ruangan. Anggota sejenis ini yang lebih berat, seperti oktan C8H18.
Untuk
dapat terbakar paraffin membutuhkan temperatur tertentu dan sumbu.sehingga lilin
merupakan sesuatu yang khas saat bereaksi,karena dari reaksi tersebut dapat
dipahami sifat-sifat lilin dan yang mendasari kemampuan lilin membakar.
2. PERISTIWA KETIKA DIBAKAR
Ketika terjadi proses pembakaran, lilin mengalami
reaksi kimia yaitu:
Lilin (C8H18) +
25/2 O2 8 CO2 +
9H2O
Sedangkan
setelah dibakar lilin mengalami reaksi
fisika yaitu perubahan bentuk fisik dari lilin.
3. TUJUAN PERCOBAAN
1. Membuktikan
hukum kekekalan massa pada suatu reaksi kimia
2. Mengetahui
reaksi-reaksi yang terjadi baik saat lilin dibakar maupun setelahnya
B. PROSEDUR PERCOBAAN
1. ALAT DAN BAHAN
1.1
ALAT
No.
|
Nama alat
|
Banyaknya
|
1
|
Korek api
|
1 buah
|
2
|
Penggaris
|
1 buah
|
3
|
Pulpen
|
1 buah
|
4
|
Buku
|
1 buah
|
5
|
Neraca/ timbangan
|
1 buah
|
6
|
stopwatch
|
1 buah
|
2.1
BAHAN
No.
|
Nama bahan
|
Banyaknya
|
1
|
Lilin
|
1 buah
|
2. PROSEDUR PERCOBAAN
Dalam melakukan pengamatan,adapun
langkah-langkah yang dilakukan ialah:
1.
Mempersiapkan
alat dan bahan yang diperlukan dalam pengamatan.
2. Mengukur panjang lilin dan panjang
sumbu lilin yang akan digunakan dalam pengamatan, kemudian mencatat hasil
pengukuran dalam lembar kerja
3. Mengamati warna lilin yang digunakan
dalam pengamatan.
4. Mulai membakar lilin, kemudian
mengamati proses-proses yang menyertai pembakaran lilin.
5. Setelah api lilin telah padam,
mengamati perubahan- perubahan apa saja yang terjadi pada lilin tersebut
kemudian mencatat hasil pengukuran dalam lembar kerja pengamatan.
6. Mengamati perubahan warna yang terjadi
pada lilin setelah dibakar.
7. Mengamati dan mencatat semua hasil
pengamatan dalam lembar kerja pengamatan
C. HASIL PENGAMATAN
Fase
|
Kualitas/ Indera
|
Kuantitatif/ Alat
Ukur
|
Sebelum Dibakar
|
1. Panjang sumbu/mata
|
1,5 cm/penggaris
|
2.
Panjang lilin/mata
|
16,7
cm/penggaris
|
3.
Warna lilin/mata
|
Putih
|
4.
Bentuk lilin/mata
|
Silinder
dengan ujung kerucut
|
5.
Warna sumbu/mata
|
Putih
|
6.
massa lilin/ mata
|
40.4 gram/neraca elektronik
|
|
Saat Dibakar
|
1. Warna api/mata
|
Bagian atas orange dan bagian bawahnya biru
|
2.
Panjang sumbu/mata
|
-
|
3.
Warna lilin/mata
|
Putih
|
4.
Bentuk lilin/mata
|
a.
10.11.45
bagian kerucut lilin mulai berkurang
b.
20.11.28
bagian kerucut lilin habis terbakar
c.
30.11.24
lilin terus berkurang namun belum
ada lelehannya
d.
40.11.50
lilin terus berkurang namun belum
ada lelehannya
e.
50.11.53
lilin mulai ada lelehannya
f.
1.00.11.41
lilin semakin berkurang dan ada
tambahan lelehannya
|
|
Sesudah Dibakar
|
1. Panjang sumbu/mata
|
2,2 cm/penggaris
|
2.Panjang
lilin/mata
|
11,3
cm/penggaris
|
3.
Warna lilin/mata
|
Putih
|
4. Bentuk
lilin/mata
|
Masih
berbentuk silinder tapi ujung kerucut berubah menjadi lelehan lilin yang
menempel di bagian batang yang silinder dan mengeras
|
5.
Warna sumbu/mata
|
Hitam
|
6.
massa lilin
|
29,8
gram/neraca elektronik
|
D.
PEMBAHASAN
Pada saat lilin belum dinyalakan
keadaan fisik lilin yang diamati adalah panjang sumbu, panjang lilin, warna
lilin, bentuk lilin dan warna sumbu. Sedangkan saat dibakar bagian yang diamati
adalah warna api, panjang lilin, warna lilin dan bentuk lilin. Setelah dibakar
bagian yang diamati adalah panjang sumbu, panjang lilin, warna lilin dan bentuk
lilin serta warna sumbu.
Dari proses pembakaran lilin ini, dapat
dilihat adanya perubahan fase lilin itu, yang mula- mula merupakan fase padat
(solid) menjadi fase gas cair. Yang mana dalam proses pelelehan tersebut,lilin
memerlukan kondisi suhu tertentu.
Ketika sumbu lilin dinyalakan maka
bagian lilin yang berbentuk kerucut dan silinder sedikit demi sedikit akan
mencair. Selama berlangsungnya pembakaran, besarnya tingkat pelelehan
tergantung pada keadaan lingkungan di sekitar sistem dan unsur yang membentuk
lilin.
Setelah dibakar selama . 1.00.11.41 ukuran panjang lilin
berubah dari 16,7 cm menjadi 11,3 cm dan panjang sumbu bertambah dari 1,5 cm
menjadi 2,2 cm. warna sumbu lilin berubah dari putih menjadi hitam akibat
pembakaran. Sedangkan bentuk lilin hanya berubah bentuk dibagian atasnya, yaitu
ujung kerucut yang berada dibagian atasnya hilang setelah mengalami pembakaran
selama 1.00.11.41
Ketika terjadi proses pembakaran, lilin mengalami
reaksi kimia yaitu:
Lilin (C8H18) +
25/2 O2 8 CO2 +
9H2O
Sedangkan
setelah dibakar lilin mengalami reaksi
fisika yaitu perubahan bentuk fisik dari lilin.
E. KESIMPULAN
1.
Setelah
dibakar selama 1.00.11.41, panjang lilin berkurang yaitu dari 16,7 cm menjadi 11,3 cm
2. Warna sumbu lilin berubah dari putih
menjadi hitam setelah dibakar
3. Bagian atas lilin yang kerucut, berubah
menjadi lelehan lilin yang kemudian mengeras di bagian silinder lilin
F. LAMPIRAN
Alat dan bahan
10 menit pertama 10
menit kedua
10 menit ketiga 10 menit
keempat
10 menit ke lima 10
menit ke enam
Sebelum dibakar sesudah
dibakar